Ponorogo – Dalam rangka memperkenalkan koleksi buku di Perpustakaan Daerah Ponorogo, khususnya koleksi buku tentang budaya Ponorogo atau disebut Ponorogo Corner, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ponorogo bekerjasama dengan Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) menggelar acara “Talkshow Literasi Budaya” bagi perwakilan beberapa mahasiswa dari universitas di daerah Ponorogo, Kamis (08/12).
Talkshow yang digelar di UPT Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Ponorogo tersebut, mengusung tema “Seni Reyog Ponorogo: sejarah dan dinamika dari waktu ke waktu” mampu menarik antusias para peserta untuk larut dalam menyelami setiap materi yang disampaikan oleh narasumber. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ponorogo menghadirkan narasumber dari pengurus Yayasan Reyog Ponorogo yang mana juga seorang penulis buku “Seni Reyog Ponorogo, sejarah, nilai, dan dinamika dari waktu ke waktu”, bapak Dr. Rido Kurnanto, M.Ag. selaku Wakil Ketua I Yayasan Reyog Ponorogo yang sudah berpengalaman dalam sejarah kebudayaan daerah Ponorogo.
Dalam penuturannya, bapak Dr. Rido Kurnanto, M. Ag. memulai talkshow dengan menjelaskan sejarah awal mula kesenian Reog Ponorogo.
“Reyog ini bermula dari tokoh-tokoh warog Ponorogo, dan kebanyakan sudah sedho. sejarah tutur mengatakan bahwa keberadaan reyog bersamaan dengan kedatangan penduduk bumi Ponorogo itu sendiri. namun sejarah literasi mengatakan, sejak tahun 1919 keberadaan reyog Ponorogo sudah ada, akan tetapi baru didaftarkan ke daftar warisan tak benda Republik Indonesia pada tahun 2010 dan disetujui pada tahun 2013” Tutur Ustadz Rido, sapaan akrab Wakil Ketua I Yayasan Reyog Ponorogo tersebut.
Pada kesempatan tersebut pula, Ustadz Rido berkesempatan untuk meluruskan pandangan-pandangan yang salah diantara masyarakat terkait reyog khususnya tentang warok-warokan dan gemblak-gemblakan.
“Warok dan Gemblak berarti ada transfer ilmu antara Warok dengan asistennya yaitu Gemblak tadi, Warok dan Gemblak adalah budaya asli Ponorogo, kalo ada istilah warok-warokan atau gemblak-gemblakan itu hanya oknum saja. jadi jangan salah pandang tentang Warok dan Gemblak” Terang Ustadz Rido.
Suasana semakin meriah saat moderator memberikan kesempatan kepada para peserta untuk bertanya tentang apa saja yang berkaitan dengan budaya seni reyog ponorogo, dan disambut baik dengan serbuan pertanyaan. Sejumlah peserta melontarkan pertanyaan kepada narasumber secara bergantian, rasa ingin tahu mereka terbayarkan ketika mendapatkan jawaban dari narasumber secara langsung.
Di penghujung kegiatan talkshow, Ustadz Rido menyampaikan beberapa patah kata closing statement yang menandai berakhirnya sesi tanya jawab.
“Reyog Ponorogo ini sudah mendunia. Artinya, masyarakat internasional sudah mengakui dan mengapresiasi seni Reyog Ponorogo. maka harapanya, kesenian ini harus dilestarikan dan dikembangkan menuju arah yang lebih maju dan lebih unggul”, harap Ustadz Rido.
Copywiriter Mohammad Abdul Hamid Alfarizi
Photo Revydo Putra Perdana